Rabu, 27 Juli 2011

Tembang Dhandanggula

Kawruhana sejatining urip
Urip ana jroning alam donya
Bebasane mampir ngombe
Umpama manuk mabur
Lunga saka kurungan neki
Pundi pencokan benjang
Awja kongsi kaleru
Umpama lunga sesanja
Najan-sinanjan ora wurung bakal mulih
Mulih mula mulanya

Ketahuilah sejatinya hidup,
Hidup di dalam alam dunia,
Ibarat perumpamaan mampir minum,
Seumpama burung terbang,
Pergi dari kurungannya,
Dimana hinggapnya besok,
Jangan sampai keliru,
Umpama orang pergi bertandang,
Saling bertandang, yang pasti bakal pulang,
Pulang ke asal mulanya,
Kemanakah kita bakal ‘pulang’?
Kemanakah setelah kita ‘mampir ngombe’ di dunia ini?
Dimana tempat hinggap kita andai melesat terbang dari ‘kurungan’ (badan jasmani) dunia ini?
Kemanakah aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang ke dunia ini?
Itu adalah suatu pertanyaan besar yang sering hinggap di benak orang-orang yang mencari ilmu sejati.
Yang jelas, beberapa pertanyaan itu menunjukkan bahwa dunia ini bukanlah tempat yang langgeng. Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita menyimak tembang dari Syech Siti Jenar yang digubah oleh Raden Panji Natara dan digubah lagi oleh Bratakesawa yang bunyinya seperti ini:
“Kowe padha kuwalik panemumu, angira donya iki ngalame wong urip, akerat kuwi ngalame wong mati; mulane kowe pada kanthil-kumanthil marang kahanan ing donya, sarta suthik aninggal donya.” (“Terbalik pendapatmu, mengira dunia ini alamnya orang hidup, akherat itu alamnya orang mati. Makanya kamu sangat lekat dengan kehidupan dunia, dan tidak mau meninggalkan alam dunia”)
Pertanyaan yang muncul dari tembang Syech Siti Jenar adalah:
Kalau dunia ini bukan alamnya orang hidup, lalu alamnya siapa?
Syech Siti Jenar menambahkan penjelasannya:
“Sanyatane, donya iki ngalame wong mati, iya ing kene iki anane swarga lan naraka, tegese, bungah lan susah. Sawise kita ninggal donya iki, kita bali urip langgeng, ora ana bedane antarane ratu karo kere, wali karo bajingan.” (Kenyataannya, dunia ini alamnya orang mati, iya di dunia ini adanya surga dan neraka, artinya senang dan susah. Setelah kita meninggalkan alam dunia ini, kita kembali hidup langgeng, tidak ada bedanya antara yang berpangkat ratu dan orang miskin, wali ataupun bajingan”)
Dari pendapat Syech Siti Jenar itu kita bisa belajar, bahwa hidup di dunia ini yang serba berubah seperti roda (kadang berada di bawah, kadang berada di atas), besok mendapat kesenangan, lusa memperoleh kesusahan, dan itu bukanlah merupakan hidup yang sejati ataupun langgeng.
Wejangan beberapa leluhur mengatakan:
“Urip sing sejati yaiku urip sing tan keno pati”. (hidup yang sejati itu adalah hidup yang tidak bisa terkena kematian). Ya, kita semua bakal hidup sejati. Tetapi permasalahan yang muncul adalah, siapkah kita menghadapi hidup yang sejati jika kita senantiasa berpegang teguh pada kehidupan di dunia yang serba fana?
Ajaran para leluhur juga menjelaskan:
“Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati,
yen siro ora ngerti sampurnaning urip.”

(mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna,
jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna).

Sedulur Songo

Saudara sembilan ( Sedulur songo ) kenyataannya tidaklah berada terus menerus dibagian badan Jasad Kasar ini. Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri. Kodratullah-oranye, Wujudullah–hitam, Sipatullah–kuning, Datullah–putih, Sirullah–merah, Pangaribawa–biru, Prabawa–kuning emas, Kamayan–putih terang kemilau.
Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh Suci didalam rahim ibu. Kamayan, Prabawa dan Pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang “aku” dari manusia (aku disini bukan “pribadi”), yaitu kekuasaan yang diberikan oleh Allah, untuk mengendalikan kelima saudara lainnya (sirullah, datullah, sipatullah, wujudullah dan kodratullah). Jadi ketiganya menjadi satu angan-angan yang bersifat tiga, punya watak dan kekuasaan sendiri-sendiri. Kekuasaan tertinggi adalah Kamayan, kemudian Prabawa, baru Pangaribawa. Dalam bertindak ketiga-tiganya selalu berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya. Walaupun menerima kuasa dari Allah, namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah mampu menjamin kesejahteraan jiwa. Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci, Allah, Ingsun dan Roh Suci.
Berikut uraian/penjelasan mengenai Sedulur Songo ( Saudara Sembilan ).
Kodratullah, terjadi dari bayangan Rahsa Jati, wadagnya berada pada dikemaluan. Berkecenderungan negatif kearah nafsu sahwat. Apabila dapat dikuasai maka akan dapat diarahkan menjadi dasar kekuatan akan keindahan.
Wujudullah, yang terjadi dari anasir tanah/bumi wadagnya ada di daging-kulit. Berkecenderungan serakah, tamak, mau menang sendiri, curang, lamban, malas, serta menjauhkan dari kebaikan. Namun kalau dapat dikuasai bisa menjadi dasar kekuatan jasmani dan ketabahan serta tahan penderitaan.
Sirullah, yang terjadi dari anasir api, wadagnya berada didalam darah. Wataknya berangasan, amarah, tidak sabaran dan gelap mata. Kalau bisa dikendalikan menjadi kemauan, tekad dan ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan. Tanpa bantuan dan daya Sirullah maka tiada dapat tercapai.
Sifatullah, terjadi dari anasir air, wadagnya berada didalam tulang dan sumsum. Kekuatannya terasakan sebagai kehendak, yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan, atau cita-cita. Dapat menjadi sarana Karsa Allah. Akan menjadi negatif apabila tidak dikendalikan, kearah kegemaran-kegemaran serta kesenangan-kesenangan yang tidak baik.
Dazullah, terjadi dari anasir hawa, berada di napas. Mempunyai watak jernih, belas kasih, bekti, cenderung akan hal-hal kesucian. Kekuatannya sanggup menimbulkan kesanggupan untuk berkorban atas dasar kasih, mendorong untuk tercapainya ketenteraman dalam hidup dengan sesama. Kekuatannya menimbulkan kesanggupan untuk berbakti, penyerahan total manembah kepada Panuntun Sejati/Guru Sejati untuk makin mendekat dan bersatu dengan Allah.
Pangaribawa, terjadi dari bayangan Roh Suci, wadagnya berujud pusar dan halusnya ada di angan-angan berupa “cipta”. Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia. Pangaribawa memberi kekuatan kepada fungsi pancaindera. Maka, kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup.
Prabawa, terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati, halusnya berada di angan-angan berupa “nalar”. Daya kekuatannya melebihi Pangaribawa. Prabawa memberi kemampuan untuk mengolah semua hal yang ditangkap oleh Pangaribawa. Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, dsb. Untuk menemukan jawaban yang tepat. Seyogyanya Prabawa haruslah didampingi erat oleh Datullah yang mendorong kearah kejujuran dan cinta kebenaran agar tidak terjerumus kerah pembenaran-pembenaran tindakan yang salah.
Kamayan, merupakan bayangan dari Allah ta’ala/Pengeran/Gusti Yang Maha Agung, wadagnya wujud jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa “akal budi”. Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan. Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh pengertian-pengertian yang luas dan mendalam mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan Prabawa, sehingga dapat diambil intinya dan kesimpulannya.
Bayu Sejati, terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah, wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang belakang. Mempunyai daya kekuatan luar biasa. Enerji kundalini adalah salah satu daya kekuatan yang bersumber dari Bayu Sejati.
Kesembilan saudara; Bayu Sejati, Sirullah, Datullah, Sifatullah, Wujudullah, Kodratullah, Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan, berada dalam badan halusan manusia, yang harus dapat dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik, agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur. Sifat angan-angan (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) yang cenderung dapat menghalangi merasuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat kedaulatannya, yang menimbulkan “aku” manusia. Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi oleh rasa perasaan kuasa. Inilah yang dapat menyebabkan seolah Nur Hidup merupakan cahaya yang bagaikan bayang-bayang yang tidak jelas, samar, karena tertutup oleh angan-angan.
  • Wujudullah dan Kodratullah, bisa sempurna bertindak kalau mendapat daya kekuatan dari Sirullah.
  • Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan Sipatullah.
  • Sipatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan Wujudullah serta Kodratullah membantu kemauannya.
  • Datullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya. Jadi Sipatullah harus mau menerima pepadang/penerangan dari Datullah, yang kemudian memberi daya kepada Datullah untuk dapat menerangi ketiga saudara lainnya yaitu Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah agar berjalan didalam kebenaran dan kebaikan. Maka demikian pula Sipatullah tanpa bekerja sama dengan Datullah, akan menjadi budak Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah, yang cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal-hal negatif.
  • Semua hal tersebut, agar dapat terlaksana menjadi tindakan, apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga saudara Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan. Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun dan memberi jalan kepada Datullah agar menjadi kuat dan menggandeng Sipatullah. Angan-angan menjadi terang apabila mendukung Datullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan yang luhur dan membangun watak yang utama.
  • Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat dikendalikan/dikuasai, maka angan-angan atau ketiga saudara (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan, dikumpulkan menjadi satu didalam hati sanubari, janganlah sampai berhubungan dengan otak. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya untuk dapat menerima “anugerah” tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati.
  • Bayu Sejati lah yang pada akhirnya direngkuh untuk memberi daya lebih untuk tujuan-tujuan spiritual maupun hal-hal kebaikan lainnya yang “lebih jauh”.
Maka apabila kesembilan saudara tadi sudah dapat dikuasai, dikendalikan dan patuh kepada aku sejati ya Roh Suci nya manusia, Wujudullah menjadi dasar kekuatan, Sirullah tidak sabar akan kebaikan, Sipatullah menjadi lantaran keinginan dan kehendak, Datullah menjadi sempurna kesuciannya dan panembahnya kepada Ingsun/Guru Sejati/Rasul Sejati dan Allah. Dimana Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan menyatu menjadi satu cipta luhur atau akal budi yang jernih, didalam ketenangan/ketenteraman yang eneng. Dan, terwujudlah jalan rahayu kearah kemulyaan langgeng, Alam Sejati.

sedulur 4 kalimo pacer adalah:
1. Kakang kawah = ibu jari = Bayu Sejati = air
2. Kakang darah = telunjuk = Pangaribowo = api
3. Pancer = jari tengah = Wujud manusia (diri) = wujudullah
4. Adik ari-ari = jari manis = Prabowo = tanah
5. Tali pusar = kelingking = Kamayan = angin

Pancer sendiri didalamnya terkandung 4 unsur Ke-illahi-anNya, yaitu:

1. Sirrullah
2. Dzatullah
3. Sifatullah
4. Kodratullah

Ke 9 saudara memang bisa memberikan gerak, bisa diajak berkomunikasi dan bahkan bisa dan memang berujud dan bisa dirasakan keberadaannya didalam diri kita.

Sekedar berbagi pengetahuan apabila ada yang salah mohon maaf yang sebesar"nya..

Mahhabah pengasihan

BISMILLAAHI, ALLAAHUMA YA ALLAAHU, YA ALLAAHU, YA ALLAAHU , YA MUHAMMAD , YA MUHAMMAD , YA MUHAMMAD.

doa ini di baca 100x
setelah sholat fardhu
jika anda ingin memikat hati seorang
amalkan ayat ini sambil membatin wajahnya secara lahir batin
setelah baca tiupkan ke tangan lalu usapkan ke wajah 1x

pesan saya..
jangan di buat mainan ingat....

Jumat, 22 Juli 2011

Sedulur Papat Kalimo Pancer

Keberadaan kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Semenjak pertama kali kita diturunkan ke alam dunia lewat rahim ibu, Tuhan sudah menitahkan adanya penjaga-penjaga yang senantiasa mendampingi kita hidup di alam dunia. Dan sesuai dengan perintah Tuhan, para penjaga-penjaga itu dengan setia senantiasa berada di sekeliling kita.



Bagi orang Jawa, khususnya orang yang memahami tentang Kejawen, adanya para penjaga tersebut dikenal dengan sebutan “Sedulur Papat”. Siapa saja Sedulur Papat itu? Sedulur papat yang dikenal masyarakat yang memahami Kejawen adalah:
1. Kakang Kawah (Air Ketuban)
2. Adhi Ari-Ari (Ari-ari)
3. Getih (Darah)
4. Puser (Pusar)

Kakang Kawah
Yang disebut dengan Kakang Kawah adalah air ketuban yang menghantarkan kita lahir ke alam dunia ini dari rahim ibu. Seperti kita ketahui, sebelum bayi lahir, air ketuban akan keluar terlebih dahulu guna membuka jalan untuk lahirnya si jabang bayi ke dunia ini. Lantaran air ketuban (kawah) keluar terlebih dulu, maka masyarakat Kejawen menyebutnya Kakak/Kakang (saudara lebih tua) yang hingga kini dikenal dengan istilah Kakang Kawah.

Adhi Ari-Ari
Sedangkan yang disebut dengan adhi ari-ari adalah ari-ari jabang bayi itu sendiri. Urutan kelahiran jabang bayi adalah, air ketuban terlebih dulu, setelah itu jabang bayi yang keluar dan dilanjutkan dengan ari-ari. Karena ari-ari tersebut muncul setelah jabang bayi lahir, maka masyarakat Kejawen biasanya mengenal dengan sebutan Adhi/adik Ari-ari.

Getih
Getih memiliki arti darah. Dalam rahim ibu selain si jabang bayi dilindungi oleh air ketuban, ia juga dilindungi oleh darah. Dan darah tersebut juga mengalir dalam sekujur tubuh si jabang bayi yang akhirnya besar dan berwujud seperti kita ini.

Puser
Istilah Puser adalah sebutan untuk tali pusar yang menghubungkan antara seorang ibu dengan anak yang ada dalam rahimnya. Dengan adanya tali pusar tersebut, apa yang dimakan oleh sang ibu, maka anaknya pun juga ikut menikmati makanan tersebut dan disimpan di Ari-Ari. Disamping itu, pusar juga digunakan oleh si jabang bayi untuk bernapas. Oleh karena itu, hubungan antara ibu dengan anaknya pasti lebih erat lantaran terjadinya kerjasama yang rapi untuk meneruskan keturunan. Semuanya itu atas kehendak dari Gusti Allah Yang Maha Kuasa.

Ketika seorang jabang bayi lahir ke dunia dari rahim ibu, maka semua unsur-unsur itu keluar dari tubuh si ibu. Unsur-unsur itulah yang oleh Gusti Allah ditakdirkan untuk menjaga setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Maka bila masyarakat Kejawen hingga kini mengenal adanya doa yang menyebut saudara yang tak tampak mata itu secara lengkap yaitu
“KAKANG KAWAH, ADHI ARI-ARI, GETIH, PUSER, KALIMO PANCER”.

Pancer
Lalu siapakah yang disebut dengan istilah Pancer? Yang disebut dengan istilah Pancer itu adalah si jabang bayi itu sendiri. Artinya, sebagai jabang bayi yang berwujud manusia, maka dialah pancer dari semua ‘saudara-saudara’nya yang tak tampak itu.

Kesamaan Dengan Islam
Antara ajaran Kejawen dengan Islam ada kesamaannya. Dalam Islam disebutkan bahwa setiap manusia dijaga oleh malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Tuhan. Siapa saja malaikat-malaikat itu? Malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Gusti Allah untuk setiap manusia itu antara lain, Jibril, Mikail, Izroil dan Isrofil.

Nah, kesamaan antara ajaran Kejawen dan Islam tersebut yakni Kakang Kawah yang disebutkan sebagai pembuka jalan si jabang bayi, itu di Islam dianggap sama dengan Jibril (Penyampai Wahyu). Malaikat Jibril lah yang membuka jalan bagi keselamatan sang bayi hingga lahir ke dunia.

Sedangkan Adhi Ari-ari yang disebut-sebut di dalam ajaran Kejawen, di dalam Islam dianggap sama dengan Mikail (Pembagi Rezeki). Karena lewat Ari-Ari itulah si jabang bayi dapat hidup dengan sari-sari makanan yang didapatkan dari seorang ibu.

Sementara Getih (darah) , bagi orang Kejawen, pada pemahaman orang Islam dianggap sama dengan keberadaan malaikat Izroil (pencabut nyawa). Buktinya, jika tidak ada darahnya, apakah manusia bisa hidup?

Yang terakhir adalah Puser. Dalam pemahaman masyarakat Kejawen, Puser adalah sambungan tali udara (napas) antara sang ibu dengan anaknya. Nah, pada pemahaman Islam, Puser ini dianggap sama dengan Isrofil (Peniup Sangkakala). Meniup sangkakala menjelang kiamat Qubro (kiamat Besar) adalah dengan napas.

Oleh karena itu, kita wajib mengenali siapa penjaga-penjaga tak nampak yang sudah diperintahkan Gusti Allah untuk senantiasa mendampingi kita. Dengan kita mengenali keberadaan mereka, akhirnya mereka nantinya bisa mawujud (berwujud). Dan yang perlu diingat lagi, jika kita sudah melihat wujud mereka, maka hendaknya kita senantiasa memuji atas kebesaran Gusti Allah yang Maha Agung. Karena atas titah Gusti Allah-lah kita semua bisa hidup berdampingan dengan penjaga-penjaga yang disebut dengan Sedulur Papat, Kalimo Pancer.
 
 

Selasa, 19 Juli 2011

Syi'ir tanpo waton angen" di gawe pangeleng

astagfirullah robbal baroya...

astagfirulloh minal khootooya...

robbi zidni ilmannaafii'ah...

wawaffikni amalansolihah...



yarosulalloh salammunalaik...

yaarofiasaaniwaddaaroji...

atfataiyazi rotal aalaamin...

yauuhailaljuu diwaalkaromi...

yauuhailaljuuu diwalkaromi...



Ngawiti ingsun nglarasa syi'iran memulai aku olahrasa syi'iran

Kelawan muji maring pengeran dengan memuji kepada Tuhan

Kang paring rohmat lan kenikmatan yang memberi rohmat dan kenikmatan

Rino wengine tanpo petungan 2X siang dan malamnya tanpa hitungan



duh bolo konco priyo wanito duh para teman pria dan wanita

ojo mung ngaji syareat bloko jangan hanya mengaji
sariat saja

gur pinter ndongeng nulis lan moco akibatnya pinter crita
nulis dan baca

tembe mburine bakal sengsoro 2X esok hari bakal sengsara



akeh kang apal Qur'an hadise banyak yang hapal
Qur'an dan haditnya

seneng ngafirke marang liyane senang mengkafirkan orang lain

kafire dewe dak digatekke kafirnya sendiri tak
diperhatikan

yen isih kotor ati akale 2X jika masih kotor
hati dan akalnya



gampang kabujuk nafsu angkoro gampang terbujuk nafsu angkara

ing pepaes gebyare ndunyo dalam hiasan indahnya dunia

iri lan meri sugihe tonggo iri dan dengki
kekayaan tetangga

mulo atine peteng lan nisto 2X maka hatinya gelap dan nista



ayo sedulur jo nglaleake ayo sodara jangan lupakan

wajibe ngaji sak pranatane wajibnya mengkaji
dengan aturannya

nggo ngandelake iman taukhite supaya mempertebal iman tauhidnya

bagus sangu mulyo matine 2X bagus bekal mulia matinya



kang aran soleh bagus atine Yang dinamakan soleh
bagus hatinya

kerono mapan seri ngelmune karena mapan ratu ilmunya

laku thoriqot lan ma'rifate jalan tarekat dan
makrifatnya

ugo hakekot manjing rasane 2 X juga hakekat masuk rasanya



Alquran qodim wahyu minulyo Alquran qodim wahyu mulia

tanpo ditulis biso diwoco tanpa ditulis bisa dibaca

ikuwejangan guru waskito itu petuah guru waskita

den tancepake ing jero dodo 2X di tancapkan di dalam dada



kumantil ati lan pikiran terpateri hati dan pikiran

mrasuk ing badan kabeh jeroan merasuk dalam badan dan semua anggota

mu'jizat rosul dadi pedoman mukjizat rosul jadi pedoman

minongko dalan manjing iman 2 X sarana jalan masuknya iman



kelawan alloh kang moho suci Kepada Alloh yang Maha Suci

kudu rangkulan rino lan wengi harus merangkul siang dan malam

ditirakati diriyadohi di tirakati
di ihlhskan

dzikir lan suluk jo nganti lali 2X dzikir dan suluk jangan sampai lupa



uripe ayem rumongso aman hidupnya tenteram merasa aman

dununge roso tondo yen iman tempat rasa tanda iman

sabar nerimo najan pas pasan sabar menerima meski pas-pasan

kabeh tinakdir saking pengeran 2X semua takdir dari Tuhan



kelawan konco dulur lan tonggo terhadap teman dan tetangga

kang padho rukun ojo dursila yang rukun jangan bertengkar

iku sunahe rasul kang mulya itu sunahnya rosul yang mulia

nabi muhammad panutan kito 2x nabi muhammad tauladan kita



ayo anglakoni sakabehane ayo jalankan semuanya

Alloh kang ngangkat drajate Allah akan mengangkat derajatnya

senajan ashor toto dhohire Walaupun rendah secara dhohir

ananging mulyo maqom drajate 2X namun mulia maqom derajatnya



lamun palarasto ing pungkasane saat meninggal akhirnya

ora kesasar roh lan sukmane tidak tersesat roh dan sukmanya

den gadang alloh swargo manggone di rindukan Allah surga tempatnya

utuh mayite ugo ulese 2X utuh jasadnya juga warnanya



yarosulalloh salammunalaik...

yaarofiasaaniwaddaaroji...

atfataiyazi rotal aalaamin...

yauuhailaljuu diwaalkaromi...

yauuhailalzuuu diwalkaromi..

Al fatihah Terjemah Bahasa Jawa

Surat kaping 1 : 7 ayat
( Tumuruning wahyu ana ing Mekkah, tumurun sawuse surat Al-Muddatstsir )
Bahasa Arab :
1. Bismillahir rahmaanir rahim
2. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin
3. Arrahmanir rahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in
6. Ihdinash shiraathal mustaqiim
7. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘ alaihim waladl dlaal-liin
Bahasa Jawa :
1. Kalawan asma Allah kang Maha Murah ugi Maha Asih.
2. Kabeh pangalembana kagunganing Allah Pangeran, Sesembahaning ‘ alam jagad-rat pramudita.
3. Kang Maha Murah Maha Asih.
4. Kang Ngratoni ing dina Piwelas.
5. Namung dhumateng Paduka piyambak kita sami menembah ‘ ibadah, saha namung dhumateng Paduka piyambak kita sami anyenyadhong pitulungan.
6. Dhuh Gusti Allah, mugi Paduka paring pitedah ing kita sadaya lumampah wonten ing margi ingkang leres.
7. Inggih punika margi, Agaminipun para tetiyang ingkang sampun Paduka paringi kani’matan, sanes ingkang sami kabendon, tuwin sanes ingkang sami sasar.
Isi maksud ingkang wigatos ing Surat Al-Faatihah :
Intisari saking isinipun Al-Quraan punika sampun kaweca pokok-pokok ingkang fundamentil wonten salebeting Surat Al Faatihah, kados kasebut ing ngandhap punika :
1. Bab ‘aqaid utawi kaimanan ; punika kuwajiban ingkang wiwitan kaampil, ingkang dipun da’wahaken dening junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w, makaten ugi dening para andika Rasul saderengipun. Ingkang baku inggih punika ‘ aqidah-tauhid ( memundhi saha mangeran namung dhumateng Panjenanganipun Allah piyambak ) ‘ Aqidah-tauhid wau dados jejering piwucal Agami, sadaya para andika Nabi Utusaning Allah kautus ngampil tugas-pokok mbangun Tauhid ing Allah, sarta ngrebahaken sadaya kamusyrikan, ugi ngajak Ummatipun supados samia ‘ibadah ( manembah ) ing Allah piyambak, lan nilar sadaya brahalanipun.
2. ‘Ibadah ; utawi ngumawula lan manembah ing Allah, ingkang kuwajiban sadaya titah, langkung-langkung manungsa ( sabab manungsa punika makhluk ingkang saged damel kabudayan wonten ing ‘ alam donya ). Ingkang baku wonten sekawan, inggih punika : Shalat, Zakat, Shiyam lan kesah Haji. Saking ingkang baku kasebut, lajeng tuwuh ‘ibadah memuji, ndedonga, dzikir lan tafakkur utawi I’tikaf ing masjid. Saking zakat lajeng tuwuh ‘ ibadah qurban sidqah, weweweh lan tetulung ing sasaminipun, lan saking Shiyam tuwuh watak Wira’I 9 mboten ndremis lan mboten kathah sesambat ) sumingkir saking ingkang nama lelangkungan ( gesang prasaja ). Lajeng saking Haji tuwuh semangat ambelani sarta labuh ing agami.
3. Angger- angger Hukum lan Pernatan- pernatan : maksudipun Syari’at Islam damel angger-angger hukum lan pranatan punika kangge karaharjaning ummat manungsa ing Donya dumugi ing Akheratipun. Pramila ing salebetingQuraan ngemot pinten-pinten norma lan katamtuwan, upami hukum, politik, tatanagari, sosial, ekonomi, perang, dahme, sesambetan internasional, kabudayan sarta kesenian, agami, sesambetaning manungsa kaliyan Allah, lan lingkungan sapiturutipun.
4. Janji sarta ancaman : artosipun supados ngadeg keadilan lan keleresan ingkang saestu, sanajan wonten Donya saged lolos saking hukuman, nanging wonten ngarsaning Allah ing dinten Qiyanat tantu nboten saged lolos malih.
5. Sejarah : maksudipun ingkang saged dados tepa-palupi ing salebeting sesrawungan ummat manungsa, sampun ngantos damel sejarah awon, gesang sapisan wonten ing ‘ alam Donya. 

Sekedar membagi ilmu dan pengetahuan..

Pengasihan Ayat yusuf

“Idz qola Yusufu li abihi ya abati inni roaitu ahada ‘asyaro
kaukabaw wasy-syamsa wal qomaro roaituhum li sajidin”.

jika kalian ingin di cintai orang atau ada wibawa dan kharisma amalkan wirid **  ayat yusuf ** sebanyak 3x habis selesai sholat fardhu caranya:
selesai membaca tiupkan ke telapak tangan dan usapkan ke wajah insya allah  atas ijin allah anda akan mendapat kekuatan daya tarik yang luar biasa

boleh juga di amalkan ayat ini sehabis sholat hajat 2 rokaat sebanyak 3x